Pages

Sabtu, 11 Oktober 2014

DOKTRIN DOSA (1)


DOKTRIN DOSA

Manusia Jatuh di dalam Dosa (Kejadian 3:1-24)

         Manusia adalah mahluk yang mulia yang diciptakan sebagai gambar Allah. Manusia diberikan mandat dan otoritas untuk beranak cucu dan sebagai wakil Allah di dunia. Pada waktu diciptakan, manusia suci dan tanpa dosa. Menurut Agustinus kondisi Adam dan Hawa adalah mampu berdosa dan mampu untuk tidak berdosa. Manusia yang adalah ciptaan yang mulia, karena diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah, pada akhirnya adalah manusia yang jatuh dalam dosa.  Iblis bekerja melalui ular untuk mencobai manusia agar tidak mentaati perintah Tuhan.

Inilah tragedi terbesar yang terjadi  dalam sejarah manusia, kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kejatuhan manusia disebabkan oleh karena ketidakpercayaan dan ketidaktaatan manusia kepada firman Allah yang diwujudkan dengan makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat yang dilarang oleh Allah.  

         Apa pengertian ‘bahwa Allah melarang manusia memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej 2:16-17)”?  Larangan ini bukanlah berarti berkaitan dengan upaya manusia untuk manusia untuk belajar dan sains.  Bukan juga karena Allah punya motivasi yang licik dan tidak ingin tersaingi. Tetapi, batasan itu diberikan karena Allah mengasihi manusia.  Istilah “pengetahuan’ dalam bahasa Ibrani juga mencakup kemampuan untuk melakukan.  Karena itu ‘pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat’ merupakan “lambang dari kemahatahuan dan kemahakuasaan, lambang dari kemampuan untuk melakukan dan untuk mengetahui segala sesuatu, termasuk yang benar dan yang salah”.  Menurut W.M. Clark, ungkapan ini mengacu kepada penyelenggaraan otonomi moral yang mutlak, sebuah hak istimewa yang dikenakan Alkitab kepada Allah saja”. Dengan kata lain, pohon itu melambangkan kemampuan untuk menjadi allah.

Larangan makan  buah dari pohon itu bukanlah larangan yang sewenang-wenang dari pihak Tuhan Allah.  Larangan ini bermakna, karena memperlihatkan bahwa manusia bukanlah allah.  Dia adalah makhluk ciptaan, yang seperti Allah tetapi bukan Allah.  Manusia dapat hidup hanya dalam ketergantungan dengan Allah.  Bukan dengan meraih posisi sentral.  Bukan dengan memutlakkan dirinya.  Manusia tidak dapat dari dirinya sendiri.  Manusia hidup dari anugerah Allah.  Tidak usah dia menjamin posisinya sendiri.

Tawaran / pencobaan Iblis adalah manusia dapat menjadi seperti Allah, tetapi  setelah manusia melaksanakan tawaran / kehendak Iblis itu, mereka tidak menjadi seperti Allah tetapi justru di hukum oleh Allah karena pelanggaran (dosa) yang dilaksanakan (Kejadian 3:11-12 ).

Langkah - langkah  jatuhnya Adam dan Hawa.
a)   Mendengar dan menanggapi fitnah yang ditujukan kepada Allah (Kejadian 3:1; Kejadian 2:16).
b)   Lebih percaya kepada perkataan Iblis dari pada perkataan Allah (Kejadian 3:4; Kejadian 2:16).
c)       Melanggar hal yang dilarang Tuhan dan mengikuti tawaran Iblis (Kejadian 3: 4-6).

Dosa Hawa dan Adam (manusia pertama) ini dilakukan atas dasar kemauan sendiri yang bersumber keinginan daging (Galatia 5:16-21;Roma 8:13) untuk tidak taat kepada kehendak Tuhan dan mau mengikuti tawaran Iblis. jadi sumber dosa manusia adalah keinginan daging mereka terhadap tawaran sistem dunia (Markus 4:19;8:36; Lukas 9:25; 1 Korintus 2:14) yang berarti ketidaktaatan dan ketidak percayaan manusia kepada Tuhan, yang berarti melanggar (memberontak) kepada Tuhan. Dosa adalah salah satu gejala yang paling umum dan sekaligus paling menyedihkan dalam hidup manusia. Dosa adalah bagian dari pengalaman umum semua manusia.

Beberapa pandangan tentang Dosa.

1.    Dosa adalah keterbatasan intelektual manusia.
Menurut Spinoza, dosa hanyalah suatu kekurangan, keterbatasan yang disadari manusia, hanya karena semata-mata berkenaan dengan ketidakcukupan pengetahuan manusia yang gagal melihat segala sesuatu sub specie aeternaitatis, yaitu dalam kesatuan dengan essensi kekal dan tak terbatas dari Allah.  Jika seandainya pengetahuan  manusia cukup,  sehingga ia melihat segala sesuatu dalam Allah, maka dosa akan menjadi sesuatu yang tidak ada baginya.
2.    Dosa adalah sisa sifat kebinatangan, karena evolusi yang tidak sempurna.
Pandangan ini dikemukakan oleh kaum evolusionis. Menurut mereka dosa disebabkan oleh ketidaksempurnaan manusia (karena manusia terus berevolusi) sehingga manusia tetap memiliki sifat-sifat kebinatangan. Pada masa yang akan datang, manusia diharapkan semakin lama akan semakin baik dan meninggalkan sifat-sifat kebinatangan mereka.
3.    Dosa adalah kebutuhan akan kesadaran Allah, berkaitan dengan natur inderawi manusia.
Pandangan ini  dikemukakan oleh Schleiermacher.  Menurutnya kesadaran manusia tentang dosa tergantung pada kesadarannya akan Tuhan. Ketika perasaan adanya Tuhan bangkit dalam diri manusia, segera ia sadar adanya pertentangan dalam naturnya yang lebih rendah, dan hal ini oleh manusia dianggap sebagai dosa.  Jadi  menurut Schleiermacher, Allah bukanlah penyebab dari dosa, namun hanyalah karena manusia merasa bersalah, dengan menganggap ketidaksempurnaan sebagai dosa.  

Apa itu Dosa ? (Definisi dan Istilah-istilah untuk Dosa)

1.       DALAM PERJANJIAN LAMA.
a.      chatta’th, “missing the mark”,  tidak mengena pada sasaran.  Artinya segala dosa dan tindakan tercela lainnya merupakan melesetnya sasaran hidup yang Allah inginkan dari anak-anakNya. Kej 20:9; Kel 10:16; Hak 20:16; Amsal 19:2.
b.      ‘abhar, “crossing over”; going beyond a limit that has been set”. 
c.       syaga,  “erring through ignorance” (Im 4:12)
d.       ta’ah, “to err or wander about”
e.       pesya,  “to revolt or rebel” (Ams 28:13)
f.        awon, “to bend or twist, to act wrongly” (1 Raja 17:18)

2.       DALAM PERJANJIAN BARU
a.       Hamartia, “missing of a target or a road” (Mat 1:21)
b.       Parabasis, “trespass” (Rm 4:15)
c.       Asebeia, “ungodliness, impiety” (Tit 2:12)
d.       Adikia, “unrighteous conduct” (1 Kor 6:8)
e.       Anomia, “lawless deed” (1 Yoh 3:4)
f.        Apeitheia, “rebellion, disobedience”
g.       Paraptoma, “to fall away”

Berkhof mengatakan, “Dosa adalah suatu kejahatan moral. Sebagian besar dari istilah yang dipakai Alkitab untuk dosa menyatakan sifat moralnya.”

KESIMPULAN  (Definisi Dosa)
1.   Dosa pada dasarnya adalah sikap pribadi yang tidak percaya,  tidak taat kepada Allah sehingga  mengakibatkan tidak tercapainya atau meleset dari standar Allah yang mutlak (bdk. Roma 14:23; Yoh 16:9; Ibr 3:12).  Sin is the choice of self, rather than God’s glory, as the supreme end of one’s human existence (A.H. Strong).
2. Dosa adalah pemberontakan terhadap Sang Pencipta serta penyangkalan terhadap struktur  ciptaanNya. Pemberontakan dan penyangkalan tersebut bisa terjadi melalui perkataan, perbuatan atau pikiran.  Sin is simply the failure to let God be God.
3. Dosa adalah kegagalan, dari pelanggaran terhadap hukum dan kehendak Allah, baik dalam perbuatan maupun pikiran kita. Sin is any failure to confirm to the moral law of God in act, attitude or nature.

Sumber (Asal Mula) Dosa

Jika Allah telah mencipta manusia, laki-laki dan perempuan, mengapa kemudian mereka berdosa? Mengapa semua menuju kematian? Kok bisa kematian dan dosa menjadi menjadi bagian dari ciptaan Allah? Berdasarkan kitab Kejadian, Allah melihat hasil ciptaan-Nya dan menyatakan, semuanya amat baik (Kej.1:36). Tentunya termasuk manusianya: Adam dan Hawa. Bahkan secara khusus manusia dicipta dalam gambar Allah (Kej.1:27). Dengan demikian jelas bahwa keadaan manusia kini yang diperbudak oleh dosa dan menuju kematian bukanlah suatu kondisi awal ciptaan Allah yang amat baik itu.

Persoalan mengenai asal mula dosa,  telah diangggap sebagai salah satu masalah yang paling sulit baik dalam filsafat maupun teologi. Dari mana dosa berasal?  Bagaimana dosa dapat masuk dalam dunia? Dalam sejarah teologi maupun filsafat ada beberapa teori yang terkenal tentang asal usul dosa atau kejahatan. Pandangan mengenai sumber (asal mula) dosa ini sangat penting karena akan mempengaruhi pandangan kita tentang jalan keluar bagi masalah dosa tersebut.

a.       Teori Kejahatan dan Kebaikan sifatnya Kekal
Teori ini mengasumsikan adanya dua kekuatan yang saling berimbang di alam semesta (ultimate dualism), yaitu kekuatan kebaikan dan kekuatan kejahatan. Dalam tubuh manusia, roh manusia mewakili kekuattan (prinsip) kebaikan, sedangkan tubuh mewakili prinsip kekal kejahatan.
b.     Teori Animal Nature
      Pandangan ini berpendapat bahwa dosa merupakan natur yang ada dalam diri manusia sebagai     warisan dari nenek moyang binatang. Sehingga para pendukungnya optimis bahwa proses evolusi akan membawa umat manusia menuju ke arah yang benar.
c.      Teori Anxiety of Finiteness
   Menurut Reinhold Niebuhr dosa timbul karena adanya ketegangan antara keterbatasan dan kebebasan dalam diri manusia (anxiety of finiteness). Sehingga yang jadi jalan keluar hanyalah perbaiakan perilaku dan bukan pertobatan yang sungguh-sungguh. 
d.      Teori Economic Struggle.
   Pandangan dari Teologi Pembebasan, bahwa dosa muncul karena tekanan ekonomi (mereka melihat, bukan berdasarkan Kejadian 1-3, tetapi dari Keluaran 1-3). Mereka menolak dosa sebagai suatu hal yang pribadi, tetapi ini merupakan suatu bagian menyeluruh dari suatu sistem / struktur masyarakat.  Sehingga jalan keluar mengatasinya, adalah dengan mengurangi tekanan/penindasan, dan pemerataan kepemilikan dan kekuasaan. Mereka menolak penginjilan secara pribadi.  
e.       Teori Individualism and Competitiveness
Karena dosa (persaingan individualistis) “dipelajari” melalui pendidikan dan situasi sosial maka penyelesaiannya haruslah dengan cara yang sama.

Lalu bagaimana asal-usul dosa menurut Alkitab ?
Harus diakui bahwa Alkitab tidak menjelaskan secara detail mengenai asal usul dosa masuk dalam dunia.   Namun ada beberapa data Alkitab yang sangat penting untuk kita ingat baik-baik.

1.       Allah tidak boleh dianggap sebagai penyebab dosa atau bertanggung jawab atas terjadinya dosa itu.
Ayub 34:10; Yesaya 6:3; Ulangan 32:4; Mzm 5:4; Mzm 92:16; Ulangan 25:16; Zak 8:17; Yak 1:13; I Yoh 5

2.       Dosa berasal dari dunia Malaikat
Indikasi kuat berasal dari dunia Malaikat, Yoh.8:44; 1Yoh.3:8; 1Tim.3:6; Yud.6
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa dalam usaha untuk melacak asal mula dosa, kita harus kembali lagi pada peristiwa kejatuhan manusia yang disebut dalam Kej 3 dan yang kedua kepada sesuatu yang terjadi dalam dunia malaikat.
Kapan Allah mencipta malaikat? Sebelum Allah menciptakan manusia,  Allah telah menciptakan bala tentara malaikat. Menurut Agustinus pada waktu Allah menciptakan terang. (Kej.1:3-5). Ide ini didasarkan pada Ayub 38:7[1]. Walaupun dalam kitab Kejadian tidak disebutkan penciptaan Malaikat, tetapi dalam Kolose 1:16 tertulis di dalam Kristus, Allah menciptakan baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, dan yang ada di sorga maupun yang ada di bumi. Pada zaman bapak-bapak gereja Yes.14:12-17 ditafsirkan sebagai pemberontakan Setan (Lusifer), oleh LAI diterjemahkan dengan Bintang Timur. Walaupun perikop itu mengacu kepada kejatuhan Babylon, tetapi kejatuhan Babel itu dilihat sebagai miniatur kejatuhan Setan.[2]
Waktu kejatuhan tidak disebutkan secara pasti.  Mengenai penyebab kejatuhan mereka, dalam Surat Yudas 6 disebutkan karena “mereka tidak taat dengan melanggar batas-batas kekuasaan mereka dan meninggalkan tempat kediaman mereka”.  Menurut Berkhof, para malaikat yang jatuh dalam dosa, mereka tidak puas dengan apa yang telah menjadi bagian mereka, dengan pemerintahan dan kuasa yang diberikan kepada mereka.

Dosa dalam sejarah umat manusia
Berkenaan dengan asal mula dosa dalam sejarah manusia, Alkitab mengajarkan bahwa dosa itu dimulai dengan pelanggaran Adam di Firdaus. Si penggoda datang dari dunia roh dengan membujuk manusia untuk menjadi seperti Allah. Manusia kalah dalam hal ini dan melakukan dosa yang pertama dengan cara makan buah yang dilarang itu.

Hakekat dosa Adam

Menurut Louis Berkhof, dosa Adam telah mengungkapkan esensi sesungguhnya dari dosa :
Ø     Adam menempatkan dirinya menentang Allah dengan menolak untuk meletakkan kehendaknya di bawah kehendak Allah, dan menolak Allah sebagai penentu jalan hidupnya.
Ø   Adam secara aktif mengambil dari tangan Allah wewenang menentukan masa depannya, dan menentukan sendiri masa depannya.
Ø     Adam telah melanggar perjanjian dan bertindak seolah memiliki hak-hak tertentu terhadap Allah
Ø     Adam kini memiliki pusat hidup yang baru yaitu dirinya sendiri.
Ø   “Ini menjelaskan keinginnya untuk menjadi seperti Allah dan meragukan kebaikan Tuhan yang memberikan perintah.” [3]

Dampak Kejatuhan Adam pada Keturunannya (Transmisi dosa)
Dalam Rom. 5:12 Paulus mengatakan bahwa oleh dosa satu orang maut dan dosa masuk kedalam dunia. Berdasarkan konteksnya jelas yang dimaksud satu orang itu adalah Adam. Melalui dialah dosa dan kematian menjalar kepada semua orang.

Karena dosa Adam maka Allah mengutuk manusia Adam dan Hawa, Kej. 3:16-19. Hawa menjadi sulit melahirkan anak, dan Adam harus bekerja keras untuk memperoleh makanan. dan keduanya akan mati, kembali kepada debu tanah. Bumi menjadi terkutuk dan semua mahluk menderita seperti yang dikatakan Paulus dalam Rom. 8:2. Adam dan Hawa juga menderita kehilangan hubungan dengan Allah dan menjadi terpisah dariNya. Artinya rohani mereka lebih dulu mati sebelum fisik mereka.

Akan tetapi hukuman ini tidak hanya menyulitkan Adam dan Hawa ini juga diderita oleh seluruh umat manusia. Dengan perkataan lain hukuman yang dijatuhkan kepada Adam dan Hawa juga jatuh kepada semua keturunannya, termasuk Anda dan saya! Selanjutnya kita bukan hanya mengalami hukuman yang sama tetapi juga ambil bagian dalam status sebagai orang berdosa. "Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman.”

Perikop Roma 5:12-19 mengungkapkan hubungan konsekuensi dosa Adan kepada umat manusia, dan hubungan kematian Kristus terhadap umat manusia. Dalam perikop ini, jelas Paulus menunjukkan bahwa Adam merupakan representative dari umatnya, yang mencakup seluruh umat manusia, dan bahwa Kristus merupakan representative dari umatNya. Paulus membandingkan antara mereka yang ada di dalam Adam, dan kutuk sebagai konsekuensi dari hubungan tersebut, dengan mereka yang ada di dalam Kristus, dan segala berkat sebagai konsekuensi dari hubungan denganNya.

Manusia terbelah dalam dua kutub: dalam Adam atau dalam Kristus. Jika kita di dalam Adam maka konsekuensinya kita berdosa, rusak, dan mati. Jika kita di dalam Kristus, kita ditempatkan Allah dalam kekekalan, dan kita dibawaNya kepada kebenaran, pembenaran dan kehidupan kekal.

Charles Hodge mengatakan: "One thing is clear--Adam was the cause of sin in a sense analogous to that in which Christ is the cause of righteousness." [4]

Kegagalan mengerti konteks ini akan membawa kita pada eksegese yang ngawur. Contohnya, Pelagianisme mengatakan bahwa kejatuhan Adam tidak memberi dampak langsung kepada umat manusia selain memberi teladan yang buruk.

Pada ayat 12 Paulus mengatakan: "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia..."
“Sebab itu” berkaitan secara lebih luas yakni dari 1:16-5:11. Setelah Paulus menjelaskan tentang doktrin pembenaran oleh iman, pada 5:12-19 ia menunjukkan bagaimana Allah membenarkan melalui iman kepada Kristus.

Dalam ayat 12-19, Paulus menunjukkan bagaimana Allah membenarkan manusia, dan menekankan bahwa pembenaran itu melulu anugerah, bukan karena perbuatan.

Jika kita bandingkan dengan 1 Kor 15:22 maka jelas bahwa “satu orang” yang dimaksud adalah Adam. Paulus sedang mengkontraskan antara “satu orang” yaitu Adam dan “satu orang” yaitu Yesus Kristus.

Oleh satu orang dosa masuk ke dalam dunia. Adam menjadi penyebab masuknya dosa ke dalam dunia dan bersama dengan dosa datang kematian. Jadi kematian bukan bagian alamiah dari ciptaan Allah. Tetapi kematian ada disebabkan dosa Adam. Kematian bukan hanya dialami oleh Adam tetapi “maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berdosa.”

Apa yang Paulus maksud dengan "semua orang telah berbuat dosa", sehingga mereka mati? Apakah maksudnya karena dosa tiap-tiap orang maka tiap-tiap orang mati atau Apakah kematian datang kepada semua orang karena semua orang memiliki kesalahan dari dosa Adam? Secara tata-bahasa keduanya mungkin. Akan tetapi konteksnya jelas memperlihatkan maksud yang kedua, yakni kita semua berdosa karena dosa Adam, maka kita semua mati. Hampir semua penafsir setuju bahwa ayat 13-17 merupakan penjelasan untuk kalimat "karena semua orang telah berbuat dosa."

       Paulus merasa perlu untuk menjelaskan lebih jauh maksud dari "karena semua orang telah berbuat dosa" dan ini ia lakukan hingga ayat 18 di mana ia kembali memulai kepada pokok yang telah ia mulai pada ayat 12.
Ø     Ayat 13-14, walaupun Hukum Taurat belum ada sejak Adam hingga Musa, semua orang juga mati, walaupun mereka tidak berdosa seperti dosa Adam.
Ø     Ayat 15, oleh pelanggaran Adam semua orang mati.
Ø     Ayat 16, mereka yang di dalam Adam memperoleh penghukuman, sedangkan mereka yang di dalam Kristus memperoleh pembenaran.
Ø     Ayat 17, maut berkuasa karena dosa Adam .
Ø    Ayat 18, dosa Adam menyebabkan penghukuman atas semua orang. Berdasarkan tehnik paralel yang Paulus gunakan itu berarti “semua orang” yang pertama mengacu kepada semua orang di dalam Adam, dan “semua orang” yang kedua mengacu kepada semua orang di dalam Kristus.

Dengan demikian jelas, dosa Adam telah berdampak kepada semua orang. Menjadikan semua orang berdosa dan memperoleh hukuman dan dikuasai maut.

[1] The True Image, Philip Edgcumbe Hughes, hal. 75.
[2] Ibid, hal. 76
[3] Teologi Sistematika. Doktrin Manusia, hal. 89.
[4] Artikel “ORIGINAL SIN” oleh Michael Bremmer, Internet, Homepage SOLA GRACIA MINISTRY.

1 komentar:

Paserang mengatakan...

Terus dikembangkang kreativitas dalam perkembangan teknologi, untuk hal-hal positif seperti ini dan berbagi informasi tanpa mengenal batas.

Posting Komentar