Sifat Dosa
1. Dosa adalah jenis kejahatan (evil) yang sangat spesifik.
Pada
dasarnya dosa bukanlah sesuatu yang pasif seperti kelemahan, suatu kesalahan,
atau suatu ketidaksempurnaan yang darinya kita tidak dapat dituntut untuk
bertanggung jawab, tetapi sesungguhnya merupakan suatu permusuhan yang aktif
terhadap Tuhan dan merupakan pelanggaran yang aktif terhadap segala hukumNya,
yang menyebabkan semua kesalahan. Dosa
bukanlah identik dengan bencana yang datang kepada manusia tanpa peringatan,
yang meracuni hidupnya, dan menghancurkan kebahagiaanya, tetapi suatu tindakan
kejahatan yang dengan sengaja telah dipilih oleh manusia. (Kej 3:1-6; Yes 48:8;
Rom 1:18-32; I Yoh 3:4).
2. Dosa tidak secara eksklusif tercakup dalam tindakan-tindakan dengan maksud jahat.
Dosa tidak hanya tercakup dalam tindakan (actus) dengan maksud jahat, tetapi juga
dalam kebiasaan (habitus) yang
berdosa dan dalam suatu keadaan (status)
yang berdosa dari jiwa manusia. Ketiga
hal ini saling terkait satu dengan yang lain.
3. Dosa memiliki sifat yang mutlak.
Dosa bukanlah
kebaikan dalam derajat yang lebih rendah, tetapi merupakan kejahatan yang
positif. Kebenaran ini jelas ditegaskan oleh Alkitab. Orang yang tidak mengasihi Allah disebut
sebagai orang jahat. Alkitab tidak
pernah menyebut adanya manusia dalam posisi yang netral. Jika seorang manusia dalam posisi tidak benar
dihadapan Allah, maka pastilah dia berada dalam posisi yang salah.
Akibat Dosa
Berkhof langsung membicarakan akibat dosa pada penghukuman dengan
mengemukakan 4 butir[1] :
Ø
Kematian rohani
Ø
Penderitaan-penderitaan dalam hidup
Ø
Kematian jasmani
Ø
Kematian kekal
Millard J.Erickson membaginya dlm 3 kategori, yang
masing-masing kategori memiliki beberapa butir[2] :
A. DALAM KAITANNYA DENGAN ALLAH
Ø Allah membenci orang berdosa (Hos. 9:15; Yer. 12:8;
Maz.5:5)
Ø Manusia secara yuridis objektif bersalah di hadapan Allah
Ø
Penghukuman (misalnya : air bah dan Sodom & Gomorah)
Ø
Kematian (jasmani, rohani, kekal)
KEMATIAN
Ancaman
hukuman yang diberikan oleh Allah di Firdaus adalah ancaman hukuman mati. Mati yang di maksud di sini bukan hanya kematian tubuh, tetapi kematian
dari manusia secara keseluruhan, kematian dalam arti yang di maksud dalam
Alkitab. Alkitab tidaklah membedakan
antara kematian jasmani dan kematian rohani, sebagaimana kita biasa
membedakannya. Alkitab memiliki
pandangan yang sintesis tentang kematian dan menganggapnya sebagai keterpisahan
dengan Allah. Dalam Kej 2:16-17,
sebenarnya Allah menyatakan kepada kita ancaman hukuman, yaitu kematian dalam
arti yang sepenuhnya, memberitahukan kepada kita bahwa maut masuk ke dalam
dunia melalui dosa (Rom 5:12; 6:23).
Kematian tersebut mencakup :
a) Kematian
jasmani adalah
bagian dari hukuman terhadap dosa (Kej 3:19).
Kematian jasmani bukanlah sesuatu yang natural, bukan sesuatu yang
normal, melainkan sesuatu yang mengerikan, yang tidak normal dan merusak.
Kematian jasmani adalah pemisahan yang tidak natural antara jiwa manusia dari
tubuhnya.
b) Kematian
rohani menunjuk
kepada perpisahan atau putusnya hubungan antara Allah dan manusia, persekutuan
antara Allah dan manusia menjadi berhenti dan manusia tidak mampu lagi
menghadap atau menghampiri hadirat Allah. Atau dengan kata lain kematian de jure, secara hukum, di hadapan Allah
sudah mati. We are counted Guilty because
of Adam’s sin. (Baca Roma 5:12-21).
Kita hidup di bawah murka Allah yang mengerikan.
c) Kematian
kekal (eternal
death), yaitu perpisahan yang selama-lamanya dari Allah. Kematian kekal adalah pencampakan manusia
secara permanen dari hadirat Allah. Kematian kekal ini boleh dianggap titik
puncak kematian rohani, kematian dalam arti mengerikan. Dalam kematian inilah manusia mendapatkan
ganjaran dan siksaan yang setimpal dengan status dan perbuatannya.
B.
DALAM
DIRI ORANG BERDOSA
- Manusia diperbudak dosa (Roma 6:17)
- Ketidak-relaan menerima kenyataan
- Dalam butir ini ia menjelaskan misalnya, “mati” diganti dengan “dipanggil dengan tenang”, atau “telah tiada”, “kuburan” diganti dengan “memorial parks”
- Berkelit (cari kambing hitam), ingat Adam mempersalahkan Hawa
- Menyesatkan diri, Yer 17:9; Mat 7:3
- Tidak sensitif, I Tim.4:2, Ro 1:21.
- Self-Centeredness
- Restlessness, tidak pernah mencapai kepuasan hidup
- Segera mengikuti dosa yang pertama, adalah kerusakan total dari natur manusia. Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, gambar Allah padanya tidak hilang tetapi rusak. Dalam pengertian struktual gambar Allah masih ada, yakni semua karunia, kemampuan dan sumber dayanya tidak musnah oleh dosa. Akan tetapi semuanya itu digunakan untuk perkara yang melawan Allah. Hal yang berubah bukanlah struktur manusia, akan tetapi cara menggunakannya, fungsinya, arahnya. We are not sinful because we sin, but we sin because we are sinful. Dosa manusia segera merambat pada seluruh natur manusia, seluruh tubuh dan jiwanya menjadi dicemari oleh dosa, sehinggga hakekat manusia disebut berdosa. (Man is wholly sinful by nature) Manusia tidak akan mampu memperbaiki sendiri keadaan bejat (Rom 7:24), karena pusat pemikiran dan kehendak manusia seluruhnya berdosa. Kerusakan manusia jelas dikatakan oleh Alkitab, misalnya dalam Kej 6:5; Maz. 14:3; Rom 7:18.
Perlu di catat yang di maksud dengan “kerusakan total” bukan
berarti :
a. Orang
berdosa sama sekali tidak dapat berbuat baik kepada sesamanya (Mrk 10:21; Mat
7:11; Tit 1:15).
b. Semua
manusia telah menjadi jahat-sejahatnya.
c. Orang
berdosa sama sekali tidak mempunyai kesadaran akan keberadaan Allah (Rom 2:15)
Menurut
Erickson, kerusakan natur manusia mengakibatkan manusia : flight from reality, denial sin, self deceit, insensitivity, self
centeredness, restlessness.
Yaitu ketidakmampuan dari will (kehendak)
orang berdosa untuk memalingkan dirinya kepada Allah (berbalik kepada Allah).
Dengan kemampuannya sendiri seorang yang berdosa yang masih di luar Kristus
tidak memiliki kemampuan untuk membawa kehidupannya menjadi bersesuaian dengan
hukum Allah. Menurut Ibr 11:6, tanpa
iman manusia tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Dalam pandangan Agustinus : (lih. R.C.
Sproul, Kaum Pilihan Allah (Malang:
SAAT, 1996)58-59.
a. Kondisi
Adam sebelum kejatuhan adalah posse non peccare (able not to
sin), di mana Adam memiliki kemampuan asali untuk tidak berdosa di dalam
kehendak pribadinya.
b. non
posse non peccare. Sesudah jatuh dalam dosa, manusia
kehilangan kemampuan asali. Manusia
menjadi atau berada dalam kondisi tidak dapat tidak berdosa. Dengan kata lain sinful naturenya akan senantiasa mengakibatkan adanya kecenderungan
(diperbudak) untuk melanggar hukum Allah.
c. posse
non peccare berarti kondisi manusia sesudah ditebus oleh
Kristus, di mana orang percaya memiliki kemampuan untuk melawan kuasa dosa.
d. Keadaan
manusia setelah dimuliakan, non posse peccare, di mana manusia
memiliki kemampuan untuk tidak berdosa, dan juga tidak mampu untuk berdosa.
C. DALAM KAITAN DENGAN SESAMA
- Berkompetisi
- Tidak mampu Empathi, tidak memperhatikan kepentingan orang lain, Fil 2:3-5
- Menolak otoritas
- Tidak mampu mengasihi
Selain merusak
hubungan dengan Allah, natur diri manusia, dosa juga merusak hubungan manusia
dengan sesamanya. Pembunuhan
pertama langsung terjadi (Kej. 4),
karena ke iri hatian. Selain itu karena manusia telah menjadi self-centered, self-seeking maka dalam
relasinya dengan sesama terjadi kompetisi yang tidak sehat. Manusia tidak mampu
untuk memperhatikan sesama (inability to
empathize and love). Manusia cenderung untuk mengeksploitasi sesamanya.
Kesimpulan tentang Akibat Dosa
Manusia
mengalami kerusakan total. Yang
menyangkut segala aspek kehidupan manusia.
Sebab makhluk
manusia yang segambar dengan Allah ini bukan jiwa belaka.
Solusi Dari Allah atas Dosa Manusia
Persoalan
dosa tidak dapat diselesaikan menurut cara/usaha manusia, misalnya dengan
berbuat baik, amal, pantang dalam hal makanan, bertapa, berziarah dll.
Persoalan
dosa hanya dapat diselesaikan dengan cara Allah sendiri. Alkitab mengatakan
bahwa: “ .. dan tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan (Ibr 9:22). Oleh
sebab itu Allah mengutus AnakNya yang Tunggal, Yesus Kristus datang ke dalam
dunia, mati di atas kayu salib, mencucurkan darahNya menjadi tebusan bagi dosa
manusia. Darah Kristus menyucikan kita
dari segala dosa kita (I Yoh 1:17).
Kristus telah menebus dosa-dosa kita (Efesus 1:7).
Dalam
imannya kepada Kristus, manusia kembali diterima oleh Allah, Sang Pencipta.
Manusia
tidak lagi “dibawah hukum” tetapi dibawah anugerah” (Roma 6:14).
Apa
yang Terjadi Bila Orang Kristen Berdosa ?
1. Secara
status dihadapan Allah, ia tetap / tidak berubah (Roma 8:1; 1 Kor 15:3)
2. Secara
hubungan pribadi dengan Tuhan, mengalami kerusakan (Efesus 4:30; Ibr 12:10)
Implikasi Doktrin Ini :
þ Ini harus menjadi dasar kita dalam memandang pemasalahan
moral, mental dan spiritual manusia. Fakta ini menjelaskan, mengapa berbagai
upaya yang dilakukan untuk meredam permasalahan mental, moral dan spiritual
manusia tidak efektif. Mengapa? Karena mereka tidak melihat permasalahan
manusia yang sesungguhnya yaitu DOSA. Dosa tak dapat direduksi menjadi
kebodohan atau ketidak tahuan. Dosa adalah dosa, yang telah merusak manusia.
Gereja harus menjadikan ini sebagai dasar dari kotbah, pengajaran dan bebagai
aktifitasnya.
þ Doktrin ini sangat meneguhkan pengertian kita akan
keselamatan oleh anugerah semata melalui iman, kelahiran kembali, penebusan dan
bukan karena perbuatan.
þ Doktrin ini membuat kita semakin menyelami betapa
besarnya kemurahan Allah.
Penutup
Jika
gereja-gereja Kristen mengabaikan, menghaluskan, atau membisu akan realita yang
mematikan dari dosa, berarti mereka telah memotong urat nadi penginjilan.
Karena kebenaran sederhana tentang dosa, Injil Anugerah menjadi tidak mengenai
sasaran, tidak berguna, dan akhirnya tidak menarik.[3]
2 komentar:
No deposit bonus codes - Casino UK
No deposit bonus codes 2021-12-07. 2021-12-07. netteller ✓ Free spins only bonus offers. k9win Use 포커 배열 키보드 promo code 슬롯 게임 No Deposit to get £10 바카라커뮤니티 casino bonus. Free spins expire for 7 days.
Blackjack Casino Bonus Code - JtmHub
The Casino bonus code is JMART for a free $25 충청남도 출장샵 no deposit bonus + a 서귀포 출장마사지 $25 대구광역 출장샵 no deposit 김제 출장안마 bonus plus 25 free spins! 포천 출장샵 This no deposit bonus gives new players a chance to play
Posting Komentar